Assalamu'alaikum Wr. Wb
Kali ini saya akan memaparkan artikel terkait dengan Hablum
minan-nas.
Hablum minan-nas ialah
perjanjian dari kaum Mukminin dalam bentuk jaminan keamanan bagi orang kafir
dzimmi dengan membayar upeti bagi kaum Mukminin melalui pemerintahnya untuk
hidup sebagai warga negara Islam dari kalangan minoritas non Muslim. Atau
dengan bahasa lain ialah dalam berinteraksi dengan sesama manusia, maka jaminan
yang bisa dipercaya hanyalah dari kaum Muslimin yang dibimbing oleh Syari'at
Allah Ta'ala.
Dengan demikian,
akhlaqul karimah dibangun di atas kerangka hubungan dengan Allah melalui
perjanjian yang diatur dalam Syari'at-Nya berkenaan dengan kewajiban menunaikan
hak-hak Allah Ta'ala dan juga kerangka hubungan dengan sesama manusia melalui
kewajiban menunaikan hak-hak sesama manusia baik yang muslim maupun yang kafir.
Dari kerangka inilah kemudian diuraikan kriteria akhlaqul karimah .
Hak-hak Allah itu ialah
mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain-Nya. Yaitu
menunaikan tauhidullah dan menjauhi syirik , mentaati Rasul-Nya dan menjauhi
bid'ah (yakni penyimpangan dari ajarannya). Dan inilah sesungguhnya prinsip
utama bagi akhlaqul karimah , yang kemudian dari prinsip ini akhlaq Rasulullah shallallahu
`alaihi waalihi wasallam dipuji dan disanjung oleh Allah Ta'ala dalam
firman-Nya:
“Dan
sesungguhnya engkau (hai Muhammad) di atas akhlaq yang agung.” ( Al-Qalam : 4)
Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah menerangkan tentang ayat ini:“Dan adapun akhlaq yang
agung yang Allah terangkan bahwa ia itu ada pada Muhammad shallallahu `alaihi
wa alihi wa sallam , pengertiannya adalah pengamalan segenap ajaran agama ini,
yaitu segenap apa yang Allah perintahkan dengan mutlak.” ( Majmu' Fatawa Ibnu
Taimiyah jilid ke 10 halaman 658).
Dalam pengertian yang
demikian inilah akhlaq Rasulullah shallallahu `alaihi waalihi wasallam sebagai
penafsiran yang sah bagi ajaran Allah yang ada di dalam Al-Qur'an, sebagaimana
hal ini dinyatakan oleh Aisyah Ummul Mu'minin radliyallahu `anha :
“Akhlaq
Rasulullah itu adalah Al-Qur'an.” (HR. Muslim ).
Al-Imam Abi Abdillah
Muhammad bin Muflih Al-Maqdisi rahimahullah dalam kitabnya Al-Aadaab
Asy-Syar'iyyah menerangkan tentang pengertian daripada pernyataan A'isyah ini
sebagai berikut: “Maksudnya ialah, bahwa beliau berpegang dengan adab-adab yang
diajarkan oleh Al-Qur'an, dan segenap perintah yang ada padanya dan juga
segenap larangannya, juga berpegang dengan apa yang dikandunginya dari
kemuliaan akhlaq dan kebaikan perangai serta kelembutan.” ( Al-Aadaab
Asy-Syar'iyyah , jilid ke dua hal. 194).
Bahkan Rasulullah
shallallahu `alaihi wa sallam menyatakan:
“Sesungguhnya seorang Mu'min itu akan bisa mencapai derajat amalan puasa
dan shalat malam dengan memiliki akhlaq yang baik.” (HR. Abu Dawud dalam
Sunan nya, Kitabul Adab bab Fi Husnil Khuluq hadits ke 4798 dari A'isyah
radliyallahu `anha ).
Al-`Allamah Abit
Thayyib Muhammad Syamsul Haq Al-Adhim Abadi rahimahullah dalam kitabnya Aunul
Ma'bud Syarah Sunan Abi Dawud menerangkan makna hadits tersebut di atas: “Orang
Mu'min yang mempunyai akhlaq yang baik diberi keutamaan yang besar seperti ini,
karena memang orang yang puasa dan orang yang shalat malam adalah orang-orang
yang berjihad melawan hawa nafsunya. Demikian pula orang yang akhlaqnya baik
terhadap manusia, walaupun kenyataannya manusia itu beraneka ragam tabiatnya
juga tingkah laku mereka yang berbeda-beda satu dengan lainnya, maka dengan
tetap dia berakhlaq yang baik kepada semua mereka itu, berarti dia harus
berjihad melawan berbagai hawa nafsu dari banyak orang itu. Sehingga dengan
demikian, Mu'min yang berakhlaq seperti ini mencapai keutamaan seperti yang
dicapai oleh orang yang banyak puasa sunnah dan selalu menunaikan shalat malam.
Kedudukannya sederajat dengan mereka, bahkan kadang-kadang derajatnya lebih
tinggi.” ( Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abi Dawud juz 13 halaman 154).
Juga Rasulullah
shallallahu `alaihi wa alihi wa sallam menegaskan tentang keutamaan orang
Mu'min yang mempunyai akhlaq yang mulia dalam sabda beliau sebagai berikut: “Sesungguhnya
orang yang terbaik dari kalangan kalian adalah yang paling baik akhlaqnya.”
(HR. Bukhari dalam Shahih nya Kitabul Adab bab Husnul Khuluq was Sakha' wa Maa
Yukrahu Minal Bukhli hadits ke 6035 dari Abdullah bin Amr, lihat Fathul Bari
juz 10 hal. 456).
Wassalamua’alaikum Wr.
Wb.
“SEMOGA BERMANFAAT”
Refrensi
:
Komentar
Posting Komentar