Langsung ke konten utama

Halalan Thayyiban


Assalamu'alaikum Wr. Wb
Kali ini saya akan memaparkan artikel terkait dengan halalan thayyiban.
Dalam mengonsumsi makanan, umat Islam diperintahkan untuk memilih dan memakan makanan yang halal dan thayyib. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan halal dan thayyib tersebut? Kata halalan sendiri dalam bahasa Arab yaitu Halla yang artinya “Lepas” atau “Tidak terikat”. Sementara, kata Thayyib berarti “Lezat”, “Baik” dan “Sehat”, “mententeramkan”, “paling utama”. Terkait dengan makanan halal, kata thayib berarti makanan yang tidak kotor dari segi zatnya atau rusak (kadaluarsa) atau tercampur najis. Makanan yang tidak membahayakan fisik maupun akalnya ketika mengonsumsinya. Dapat diambil dari itulah pengertian makanan yang halal dan thayyib.
Mengkonsumsi makananatau minuman juga jamu yang halalan thayyiban sangat erat kaitannya dengan masalah iman dan takwa. Keterikatan ini telah Allah SWT tegaskan dalam QS.Al-Maidah:88 :
Artinya :
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
            Penggalan pertama pertama ayat ini memerintahkan orang-orang beriman untuk mengkonsumsi makanan, minuman & jamu yang halalan thayyiban yang telah Allah sediakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sementara penggalan kedua dari ayat ini mengingatkan agar orang-orang beriman berhati-hati dan waspada dalam memilih makanan, minuman & jamu yang hendak dikonsumsinya, dan selalu berupaya meraih karunia Allah SWT pada saat mengkonsumsinya. Ayat diatas menekankan kecuali substansi materi makanan, minuman & jamu harus halalan thayyiban juga segi kehalalan dalam mendapatkannya.
Makanan halal adalah makanan yang boleh dikonsumsi, diproduksi dan diedarkan secara komersial. Sementara, pengertian haram adalah segala sesuatu yang dilarang syariat untuk dilakukan. Dengan demikian makanan haram adalah makanan yang tak boleh diproduksi, dikonsumsi apalagi dikomersialkan. Maka dari itu kita harus bisa memilih mana makanan yang halah atau yang haram. Dan jangan kita memakan makanan apa saja semasa perut kita lapar. Usahakan kita melihat apa komposisi pada makanan tersebut halal atau tidak dan apakah makan tersebut sudah diakui oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia).


Wassalamua’alaikum Wr. Wb.


SEMOGA BERMANFAAT”

Refrensi :

Zaidan Nafis .2017. Arti Halalan Thayyiban dalam Konsumsi Makanan.

Riant Daffa. 2012. Arti dari Halal Thayyiban.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takaran Dan Timbangan

Assalamu'alaikum Wr. Wb Kali ini saya akan memaparkan artikel terkait dengan takaran dan timbangan. Takaran dan timbangan, untuk mengukur nilai suatu barang dan jasa, menentukan seluruh kehidupan kita.  Allah SWT juga sangat tegas di dalam memerintahkan kita menjaga takaran dan timbangan. Mencurangi takaran dan timbangan diancam dengan hukuman berat, dan Allah SWT menyebut pelakunya dengan istilah khusus, dalam satu surat,  yaitu  al Mutaffifin . Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’I, Rasul salallahualaihi wasallam berkata: “ Timbangan adalah timbangannya  orang Mekah, takaran adalah takarannya orang Madinah. ” Rasulullah SAW kemudian menetapkan timbangan ini dalam mithqal (1 Dinar) dan 7/10 mithqal (1 Dirham).  Atas dasar ketetapan tentang takaran (dan timbangan) yang berimplikasi kepada ketetapan tentang alat tukar itu, Rasulullah salallahualaihi wassalam, baru menetapkan ketentuan tentang zakat pada tahun ke-2 H. Dari setiap lima uqiyah (1 uqiyah =

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Assalamu'alaikum Wr. Wb Kali ini saya akan memaparkan artikel terkait dengan Hubungan Manusia Dengan Alam.             Manusia akan ditentukan masuk surga atau tidaknya tegantung hubungan manusia tersebut dengan tetangganya. Tetangga yang dimaksud disini yaitu sesama manusia, alam, binatang dan tumbuhan. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Hud ayat 61: Artinya: “Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan memerintahkan kalian memakmurkannya (mengurusnya)”. Agar manusia jangan merusak alam, dinyatakan oleh Allah melalui berbagai ayat dalam Al-Quran, di antaranya dalam surat Al-A’raf ayat 56: Artinya:  “Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya”. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Luqman ayat 20 berbunyi : “Tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang dilangit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan nikmat-Nya lahir dan batin. Dan diantara manusia ada ya

KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb              Manusia memiliki keterbatasan dalam ilmu pengetahuan, maka dari itu Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk memilih. Manusia memiliki dua sisi jiwa yaitu TAQWA dan FUJUR. Yang memungkinkan manusia menjadi baik dan buruk adalah dalah pilihannya sendiri. FUJUR adalah perbuatan buruk dan prilaku yang bertentangan dengan syariat. Kebalikan fujur adalah TAQWA, yaitu kebenaran dan segala tatanan yang disyariatkan Allah. Allah berfirman: Artinya : “ Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. ” (Q.S Asy-Syams : 8)   Ketika manusia memilih jalan taqwa untuk jiwanya, maka ia akan menggunakan akalnya di jalan yang lurus. Ia akan dengan senang hati menyelami makna-makna penciptaan alam, langit dan bumi, pergantian siang dan malam, serta bukti lain dari keagungan Tuhan, agar ia benar-benar termasuk ulul albab atau orang-orang yang berakal. Inilah yang terkandung dalam surah Ali-Imran: 190.   Namun, berb