Langsung ke konten utama

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK IBADAT



Assalamu'alaikum Wr. Wb 
Manusia sebagai makhluk ibadat artinya kita sebagai manusia melakukan ibadat kepada Allah SWT. Beribadat dapat kita lakukan dengan menjalankan kebaikan-kebaikan. Tanpa kita sadari, dalam setiap perkara kita awali dengan membaca atau mengucapkan basmala “Bismillahirrahmanirrahim”. Karena jika kita tidak membacanya nanti akan terputus doa kita pula.
Firman Allah :
Artinya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S Adz-Dhariyat : 56)
         Allah SWT memberikan tanggung jawab terhadap dua makhluk tersebut ( JIN dan MANUSIA). Lantas mengapa hanya Jin dan Manusia saja yang disuruh beribadat kepadanya?? Dan mengapa Tidak hewan dan Tumbuhan yang diciptakan di Muka Bumi ini? Hal itu dikarenakan makhluk lain selain Jin dan Manusia tidak diberikan kesempatan oleh Allah SWT. Sedangkan yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT hanyalah kedua makhluk tersebut ( Jin dan Manusia).
        Adapun konsep ibadat dibagi menjadi dua yaitu Ibadat Mahdhah dan Ibadat Ghairu Mahdhah.
     1. Ibadat Mahdhah 
Ibadat mahdah adalah yang diikat akan banyak aturan. Aturan yang dimaksud adalah aturan : Waktu, Cara, Tempat, Perhitungan-perhitungan tertentu.
Contoh :
Sholat diatur dalam ketentuan waktu yaitu waktu subuh, dzuhur, asyar, maghrib, isya’. Tempat juga diatur seperti di Masjid, Musholla, Rumah, dll. Dan tata cara sholat juga sudah diatur dan harus kita lakukan sesuai aturan tersebut.
·        Shalat
Adalah ibadat yang mengikat. Contoh : Jika kita tidak sholat maka semua amalah yang kita lakukan akan gugur sia-sia. Maka dari itu shalat adalah ibadat yang mengikat ibadat yang lainnya. Kita harus melaksanakan sholat walau dalam keadaan sakit atau dalam perjalanan.
·        Saum
Adalah jika kita berada pada kondisi yang memungkinkan, maka kita lakukan. Tatapi kita bisa tidak melakukan karena sakit, dan dalam perjalanan. Beda halnya dengan sholat.
·        Zakat
Dapat kita lakukan sesuai dengan nisab kita. Zakat bisa berupa zakat Mal, zakat Fitrah, dan zakat profesi.
·        Haji
 Artinya :
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS Ali-Imran [3]: 97).

      2. Ibadat Ghairu Mahdhah (tidak murni semata hubungan dengan Allah).
yaitu ibadat yang di samping sebagai hubungan  hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya . 



Wassalamua’alaikum Wr. Wb.


SEMOGA BERMANFAAT”









Refrensi :
Gulen, Fethullah. 2015. Surah Ali- Imran [3]:97.
M. Dja’far Shiddieq, Umay. 2008. IBADAH MAHDHAH & GHAIRU MHADHAH.
https://umayonline.wordpress.com/2008/09/15/ibadah-mahdhah-ghairu-mhadhah/
ourislam24.com  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Takaran Dan Timbangan

Assalamu'alaikum Wr. Wb Kali ini saya akan memaparkan artikel terkait dengan takaran dan timbangan. Takaran dan timbangan, untuk mengukur nilai suatu barang dan jasa, menentukan seluruh kehidupan kita.  Allah SWT juga sangat tegas di dalam memerintahkan kita menjaga takaran dan timbangan. Mencurangi takaran dan timbangan diancam dengan hukuman berat, dan Allah SWT menyebut pelakunya dengan istilah khusus, dalam satu surat,  yaitu  al Mutaffifin . Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’I, Rasul salallahualaihi wasallam berkata: “ Timbangan adalah timbangannya  orang Mekah, takaran adalah takarannya orang Madinah. ” Rasulullah SAW kemudian menetapkan timbangan ini dalam mithqal (1 Dinar) dan 7/10 mithqal (1 Dirham).  Atas dasar ketetapan tentang takaran (dan timbangan) yang berimplikasi kepada ketetapan tentang alat tukar itu, Rasulullah salallahualaihi wassalam, baru menetapkan ketentuan tentang zakat pada tahun ke-2 H. Dari setiap lima uqiyah (1 uqiyah =

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

Assalamu'alaikum Wr. Wb Kali ini saya akan memaparkan artikel terkait dengan Hubungan Manusia Dengan Alam.             Manusia akan ditentukan masuk surga atau tidaknya tegantung hubungan manusia tersebut dengan tetangganya. Tetangga yang dimaksud disini yaitu sesama manusia, alam, binatang dan tumbuhan. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Hud ayat 61: Artinya: “Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan memerintahkan kalian memakmurkannya (mengurusnya)”. Agar manusia jangan merusak alam, dinyatakan oleh Allah melalui berbagai ayat dalam Al-Quran, di antaranya dalam surat Al-A’raf ayat 56: Artinya:  “Janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya”. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Luqman ayat 20 berbunyi : “Tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang dilangit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan nikmat-Nya lahir dan batin. Dan diantara manusia ada ya

KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN

Assalamu’alaikum Wr.Wb              Manusia memiliki keterbatasan dalam ilmu pengetahuan, maka dari itu Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk memilih. Manusia memiliki dua sisi jiwa yaitu TAQWA dan FUJUR. Yang memungkinkan manusia menjadi baik dan buruk adalah dalah pilihannya sendiri. FUJUR adalah perbuatan buruk dan prilaku yang bertentangan dengan syariat. Kebalikan fujur adalah TAQWA, yaitu kebenaran dan segala tatanan yang disyariatkan Allah. Allah berfirman: Artinya : “ Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. ” (Q.S Asy-Syams : 8)   Ketika manusia memilih jalan taqwa untuk jiwanya, maka ia akan menggunakan akalnya di jalan yang lurus. Ia akan dengan senang hati menyelami makna-makna penciptaan alam, langit dan bumi, pergantian siang dan malam, serta bukti lain dari keagungan Tuhan, agar ia benar-benar termasuk ulul albab atau orang-orang yang berakal. Inilah yang terkandung dalam surah Ali-Imran: 190.   Namun, berb